This page looks best with JavaScript enabled

Tugas Modul 1.1.a.8 Koneksi Antar Materi Dan Refleksi

 ·  ☕ 4 min read

Penjelasan Intisari Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa:

“Pendidikan itu memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat”

Berdasarkan pemikiran ki hajar tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan adalah rangakaian usaha untuk menuntun murid dengan segala potensi yang dimilikinya, dengan berbagai macam lakunya untuk mencapai kehidupan yang layak sebagai seorang manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Ki Hajar Dewantara juga menyatakan bahwa

“Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat”. Hal ini karena Kebudayaan merupakan hasil dari kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di masyarakat yang terjadi dan berulang dalam waktu yang cukup lama, kebiasaan-kebiasaan itu terjadi akibagt dari proses pendidikan yang berlangsung lama dan secara keseluruhan.

Lebih jauh filosofi Pendidikan yang di sampaikan oleh Ki Hajar Dewantara mengandung makna perubahan. Perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak baik menjadi baik, dari yang tidak berbudi menjadi berbudi pekerti. Perubahan yang diharapkan tidak keluar dari bingkai-bingkai kemanusiaan.

Asas Keadaan

Ki Hajar Dewantara menyampaikan pemikiran tentang adanya asas keadaan yang harus diperhatikan oleh pendidik (guru) dalam melakukan pendidikan dan pengajaran, yaitu Kodrat Alam dan Kodrat Zaman. Beliau menyampaikan bahwa :

“Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan”

Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa Pendidik hendaknya menuntun murid dalam belajar menyesuaikan dengan dari mana dan di mana murid itu berasal, agar potensinya dapat dikembangkan dengan optimal dan dapat termanfaatkan sesuai dengan keadaannya. Demikian pula pendidikan harus memperhatikan masa di mana murid saat ini berada, pembelajaran terhadap murid hendaknya memperhatikan kebutuhan murid pada zamannya.

Budi pekerti

Pendidikan juga harus dilakukan secara seimbang menyentuh seluruh aspek yang ada pada murid. Menurut Ki Hajar Dewantara Budi melingkupi tiga hal yaitu Cipta (pikiran), rasa (perasaan), dan karsa (kemauan) yang ditopang oleh pekerti (tenaga) sehingga secara utuh menjadi Budi Pekerti. Pendidikan tidak hanya membentuk pemikiran yang cerdas menjadikan murid memiliki pengetahuan yang luas, namun juga dibarengi oleh kehalusan rasa sehingga murid memiliki empati, kasih sayang, saling menghargai dan berbagai nilai-nilai kemanusiaan yang lain. Dengan karsanya murid akan terus berkembang dan berbuat untuk kemajuan dirinya dan masyarakatnya ditenagai oleh kesehatan fisik dan jiwanya.

Pengetahuan dan Pengalaman Baru

Gambar Ki Hajar
Setelah mempelajari modul tentang Dasar-dasar Pemikiran Ki Hajar Dewantara yang saya alami dan akan dipraktekkan di antaranya :

  • murid bukanlah seperti kertas kosong yang siap diutilisi oleh guru, tetapi telah memiliki potensi yang beragam, guru harus berusaha menuntun potensi murid menjadi optimal dan lebih baik
  • guru harus memperlakukan murid sesuai dengan kodratnya, bukan sesuai kemauan guru
  • pembiasaan merupakan salah satu cara menebalkan laku murid sesuai dengan kearifan dan sosio kultural di mana murid berada
  • dalam mendidik guru harus menjadikan nilai-nilai kemanusiaan sebagai pusatnya sehingga dapat membentuk murid-murid yang bijak dan berkarakter
  • seorang guru harus benar-benar menjalankan semboyan Ing Ngarso Sung tulodo ( Di Depan Menjadi Contoh), Ing Madya Mangun Karso (Di tengah membangun semangat), Tut Wuri Handayani (Di Belakang Memberi Dorongan/Motivasi)

Proses Pembelajaran (Suasana Kelas ) yang Mencerminkan Pemikiran KHD

Suasana kelas yang mencerminkan pemikiran KHD adalah pembelajaran yang berpusat pada murid, pembelajaran yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan murid. Misalnya : guru memberikan penugasan pada murid yang mana bentuk dari tugas dibebaskan kepada murid untuk membuatnya sesuai dengan minat, bakat, ataupun kreatifitasnya masing-masing. Demikian pula dengan pembentukan karakater dan laku murid dapat menyesuikan dengan sosio-kultural daerah di mana murid berada misalnya di Daerah Buol ada budaya gotong royong yang dikenal di masyarakat dengan sebutan “Mopalus”, budaya ini dapat kita kembangkan menjadi pembiasaan kepada murid dalam bekerja sama, berkolaborasi satu dengan lainnya sehingga dapat menebalkan perasaan saling-menghargai di antara mereka dan lingkungannya.

Bagikan

nandar88
Ditulis oleh
nandar88
teacher