This page looks best with JavaScript enabled

Ceritaku Menggunakan Gnu/Linux Part II

 ·   ·  ☕ 3 min read  ·  ✍️ Nandar88

Menggunakan GNU/Linux bukannya tanpa kendala dan tantangan, malah tantangannya lebih besar, karena sebagai pengguna sendiri di antara pengguna windows, tapi di situlah keunikannya.

Tantangan dalam menggunakan GNU/Linux tanpa ada orang di sekitar untuk bertanya itu butuh ketahanan. Tempat bertanya satu-satunya adalah dengan browsing di google, setiap kendala yang hadapi setelah try and error langsung browsing di internet, begitulah seterusnya, dengan seperti itu justru memberikan tambahan ilmu dengan varian yang lain dari biasanya.

Untuk download manager, bagi pengguna windows tentu sudah tidak asing lagi dengan Internet Download Manager (IDM) ya walapun untuk menggunakannya perlu trick untuk mengatasi masalah register, ketika menggunakan Gnu/Linux dengan distro Blankon 5, saat itu download manager yang digunakan berbasis cli (command line interface) berbeda dengan IDM yang berbasis GUI, untuk download bukan klik-klik, tapi dengan mengetikkan perintah “proz link_download” untuk download menager prozilla, dan “wget link download” untuk download manager wget.

Meskipun download manager yang digunakan berbasis cli tapi kecepatan downloadnya dapat menyaingi IDM.

Dengan aplikasi yang berbasis cli ini juga menjadi hal yang baik untuk notebook dengan kapasitas RAM dan hardisk kecil. Ya seperti itulah awal mula GNU/Linux memang terkenal dengan aplikasi berbasis cli nya. Seiring berjalannya waktu, saat ini download manager di Linux sudah banyak tersedia yang berbasis GUI seperti Xtreme Download Manager (XDM), yang kecepatan download dan fiturnya mampu menyaingi download manager milik windows.

Terhenti

Setelah notebook eepc rusak, praktis saya tidak lagi menggunakan GNU/Linux secara native (install langsung di perangkat laptop), alternatif terakhir untuk menggunakan GNU/Linux adalah dengan Live USB, yaitu dengan membuat file ISO Linux menjadi boot di flash disk, tujuan sebenarnya adalah membuat installer distro Linux di flash disk yang juga dapat di gunakan untuk menjalankan Linux secara live USB.

Apa keuntungan GNU/Lijux Live USB?
Dengan menggunakan Live USB pengguna dapat mencoba berbagai macam distro Linux sebelum benar-benar menginstalnya ke dalam laptop ataupun PC., Jadi dapat mengetahui lebih jauh tentang distro Linux yang dipilih dicoba. Saya bahkan pernah memasang sampai 5 distro Linux dalam satu flash disk, distro Linux yang pernah dicoba di flash disk yaitu Blankon (5, 7, 8 10), IGN, Asril OS, Zorin OS, Ubuntu, Deepin, Tea Linux, Trisquel OS, dan Kali Linux, tiga pertama adalah distro buatan anak negeri.

Keuntungan lain dari GNu/Linux yang dibuat live USB atau bootable adalah dapat digunakan menyelamatkan data di OS Windows yang sudah tidak bisa boot, kata lainnya harus install ulang. Bagaimana caranya?

Pernah suatu ketika salah seorang teman saya laptopnya yang terinstall Windows mengalami crash, tidak bisa lagi masuk ke windows nya, sementara ada data yang harus diselamatkan terutama data yang tersimpan folder Document pada Drive c.

Dengan bermodalkan bootable Linux pada flash disk saya menjalankan distro linux Zorin Os live USB, setelah terbuka masuk di file manager desktop Linux sudah dapat mengakses local Drive milik OS Windows, dan menyalin data ke hardisk external, dengan cara seperti itu data dapat diselamatkan.

Mulai dengan Yang Baru

Akhirnya pada Maret 2019 saya dapat kembali meng-install distro MX Linux 18 di laptop Acer dengan ram 2 GB, secara dual boot dengan Windows 10 education (Original). Saya install nya dual boot karena untuk antisipasi kebutuhan aplikasi pendidikan yang sebagian besar belum support dengan GNU/Linux, misalnya e-raport belum mendukung import file format dari LibreOffice Calc.

Namun demikian untuk keperluan sehari-hari untuk ngetik document dengan LibreOffice, desain grafis dengan Inkscape dan GIMP, editing video dengan Kdenlive, rekam layar dengan simple screen recorder dan OBs Studio, aplikasi matematika dengan geogebra, e-learning dan ujian berbasis komputer dengan Moodle, dan lain-lain yang semua aplikasi yang saya sebutkan tadi berlisensi free software, bebas untuk digunakan, dibagi ataupun diperjual belikan tanpa harus crack dan register untuk mendapatkan serial number.

Saat ini Alhamdulillah masih bertahan dengan distro MX Linux 19.2 desktop KDE Plasma.

Demikian cerita singkat menggunakan GNU/Linux.

mx linux

Bagikan

nandar88
Ditulis oleh
Nandar88
teacher