Sebelum saya bercerita tentang bagaimana saya menggunakan Gnu/Linux tentunya pembaca perlu mengenal dulu apa itu Gnu/Linux.
Apa itu GNU/Linux ?
GNU Sebenarnya merupakan suatu System operasi yang mendeklarasikan dirinya System operasi yang bukan Unix, Gnu Not Unix, ada pun Linux merupakan kernel dari System operasi yang ditemukan dan dikembangkan oleh Linus Trofald, antara GNU dan Linux di gabungkan sehingga menjadi sebuah System operasi layaknya Windows, BSD, Mac dan lain-lain yang oleh keumuman orang mengenalnya dengan sebutan Linux. Namun nama dan penulisan yang sebenarnya adalah “GNU/Linux” dibaca GNU slash Linux.
GNU/Linux merupakan System operasi (OS) yang bersifat free. Free yang dimaksud adalah memenuhi 4 hal yaitu :
1. Free To Use, bebas untuk digunakan tanpa ada batasan-batasan apapun
2. Free To Learn, bebas untuk dipelajari tersedia code sumber dari OS yang dapat di pelajari oleh siapa saja yang mau dan ingin.
3. Free To Share, bebas untuk dibagikan kepada siapa saja dengan berbayar atau secara gratis, atau kata lain bebas untuk diperjual belikan.
4. Free to Modified, bebas utnuk dimodifikasi semau sesuka hati si pengguna tanpa harus meminta izin kepada pengembang atau pemiliknya.
Sekarang ini GNU/Linux dikembangkan oleh berbagai komunitas dengan berbagai variannya yang dikenal dengan Distro Linux. Distro Linux merupakan System opetasi GNU/Linux yang telah dipaketkan dengan berbagai aplikasi free. Ada ratusan varian distro GNU/Linux mulai dari Debian, Arch, Ubuntu, Antix, Linux Mint, Kali, Slax, Blankon, Mephis, MX, Igos Nusantara, dan lain-lain.
Demikian sedikit perkenalan dengan GNU/Linux. Sekarang lanjut saya akan berbagi bagaimana pengalaman saya menggunakan GNU/Linux
Awal Mula
Pertama kali saya mengenal GNU/Linux diberikan oleh teman kampus ketika kuliah, dalam bentuk keping CD yang berisi paket distro Mephis yang dapat dijalankan secara live CD, tanpa perlu Install. Setelah dicoba di komputer milik organisasi kampus tempat saya beraktivitas nampak unik tampilan yang membuat sekedar tahu aja.
Setelah itu dalam suatu kesempatan mengikuti Seminar dengan tema “Pemanfaatan Virtualisasi Mesin dalam Pendidikan” yang diselenggarakan oleh Kelompok Studi Linux Gorontalo. Dari seminar tersebut saya mendapatkan ketambahan infomasi tentang GNU/Linux, yang dapat dengan mudah dijadikan sebagai media pembelajaran jaringan dengan menggunakan Virtualisasi mesin dengan aplikasi Virtual box.
Pada akhir acara peserta (kami) dibagikan sebuah CD Blankon 5 dengan kode rilis naggar, yang oleh Nara sumber disampaikan bahwa distro Blankon ini merupakan distro buatan anak negeri yang diturunkan dari distro Ubuntu.
Penggunaan Dalam Keseharian
Setelah pelaksanaan seminar yang diikuti dik tersebut di atas pada tahun 2008 praktis belum pernah menggunakan GNU/Linux dalam keseharian, alasannya karena belum mempunyai laptop sendiri, hanya pernah coba menggunakan di komputer teman yang dual boot Linux dengan Windows.
Hingga akhirnya saya lulus kuliah dan pulang kampung, awal 2011 ikut beraktivitas dengan teman di sebuah organisasi, saya diamanahkan sebagai sekretaris dan diberikan fasilitas notebook organisasi. Wah senang kan diberikan notebook untuk menunjang pekerjaan sehari-hari.
Namanya aja notebook, jadi ukurannya kecil kurang dari 10 inch. Oleh teman katanya notebook ini tidak bisa digunakan untuk ngeprint, tidak bisa diinstal aplikasi printer, katanya tidak support. Ini yang kemudian jadi masalah, sebagai informasi notebook tersebut terinstall System operasi Windows XP, dan aplikasi office 2003, dan kapasitas hardisk nya hanya 4GB, ukuran hardisk yang mungil ini salah satu penyebab tidak bisa diinstall software untuk print.
Dengan kondisi seperti itu saya mencari solusi alternatif agar ni notebook bisa untuk ngetik sekaligus print.
Dengan bermodalkan kepingan CD Blankon semasa kuliah yang telah dibuat dalam bentuk live USB, saya coba meng-install notebook tersebut dengan OS baru yaitu distro Blankon 5. Alhamdulillah berhasil dan dalam paket distro tersebut sudah tersedia aplikasi poerkantoran Open Office.
Sampai di sini masalah belum terpecahkan yaitu “ngeprint” dari notebook ini. Dengan bermodalkan hp nok** 5310, saya waktu itu googing-googling cara install printer di distro Linux saat itu printer kelas canon IP1980 dan IP2770, akhirnya berhasil, notebook yang tadinya Tidak bisa buat print karena hardisknya terbatas, dengan bermodalkan Blankon Nanggar yang ukurannya sangat kecil, bahkan masih menyisahkan ruang yang cukup untuk menyimpan file dokumen.
Demikian cerita awal saya menggunakan GNU/Linux, bagaiman kisah suka dukanya setelah itu? Nanti bersambung di artikel berikutnya.
Terima kasih.